Kamis, 11 Juli 2013

Dokar

DOKAR (DOLANAN KARTU) BERHURUF JAWA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACA KALIMAT SEDERHANA BERHURUF JAWA
Yuliana Setiawanti
2601409101

A.      Latar Belakang Masalah
Bahasa Jawa sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal dengan empat kompetensi dasar, yaitu aspek mendengarkan, aspek berbicara, aspek membaca, dan aspek menulis. Semua keterampilan yang ada dalam pembelajaran bahasa Jawa harus dapat dikuasai oleh siswa, seperti halnya keterampilan membaca.
Membaca dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Dalam kompetensi membaca, siswa bukan hanya dituntut untuk mampu membaca huruf latin saja, tetapi siswa juga harus mampu membaca huruf Jawa, karena membaca huruf Jawa merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai siswa SD, SMP, dan SMA. Berbeda dengan membaca huruf latin, membaca huruf Jawa bagi siswa adalah hal yang menjadi momok, kebanyakan siswa bahkan semua siswa selalu mengalami kesulitan dalam membaca huruf Jawa. Kesulitan siswa dalam membaca huruf Jawa berkaitan dengan: (1)  Kurangnya pemahaman siswa dalam membedakan huruf yang satu dengan huruf yang hampir sama bentuknya. (2) Kurangnya ketekunan dan kejelian siswa dalam menyambungkan huruf dalam kata dan kalimat untuk menafsirkan tulisan dan mengubah menjadi kata yang bermakna atau kalimat yang bermakna. (3) Penggunaan media pembelajaran membaca huruf Jawa yang belum tepat.

Selain motivasi dari diri sendiri, peran guru sebagai motivator dan fasilitator sangat dibutuhkan. Guru mempunyai kewajiban untuk membantu siswa agar dapat membaca huruf Jawa dengan lancar seperti halnya membaca huruf latin. Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru antara lain, membuat variasi pola-pola penyajian, penguasaan teknik, dan penggunaan media pengajaran yang baik agar siswa tidak mengalami kejenuhan dalam mengikuti pelajaran.
Saat membaca huruf Jawa berlangsung, mayoritas guru hanya monoton dan tidak mempunyai media yang menarik agar siswa tertarik untuk membaca huruf Jawa. Oleh karena itu, media yang menarik dan menyenangkan sangat diperlukan dalam pembelajaran.
Media pembelajaran menurut Briggs (1977) adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Menurut Edgar Dale, dalam dunia pendidikan, penggunaan media pembelajaran seringkali menggunakan prinsip Kerucut Pengalaman, yang membutuhkan media seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh guru dan “audio-visual”. Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Salah satu media yang dapat digunakan pada pembelajaran membaca huruf Jawa yang menarik salah satunya adalah dengan menggunakan kartu, tepatnya menggunakan Dokar yaitu Dolanan Kartu berhuruf Jawa sebagai media pembelajaran membaca kalimat sederhana berhrurf Jawa.
Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah (1) apakah “Dokar” berhuruf Jawa itu? (2) bagaimana penerapan “Dokar” berhuruf Jawa dalam pembelajaran?
Dengan menggunakan “Dokar” berhuruf Jawa, diharapkan mampu berperan positif dalam mengembangkan kebiasaan membaca huruf Jawa. Disamping itu, dengan menggunakan “Dokar” berhuruf Jawa sebagai media dalam pembelajaran membaca kalimat sederhana berhuruf Jawa, diharapkan siswa akan memiliki keinginan untuk belajar membaca huruf Jawa.

B.       Dolanan Kartu (Dokar) Berhuruf Jawa Sebagai Media Pembelajaran
Dolanan dapat disebut juga dengan permaninan. Permainan dalam pembelajaran bahasa merupakan permainan untuk memperoleh kesenangan dan untuk melatih ketrampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis). Setiap permainan yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran harus secara langsung dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Anak-anak pada usia 6 – 8 tahun masih memerlukan dunia permainan untuk membantu menumbuhkan pemahaman terhadap diri mereka. Tujuan utama permainan bukan semata-mata untuk memeproleh kesenangan, tetapi untuk belajar ketrampilan berbahasa tertentu misalnya membaca. Aktivitas permainan digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan cara yang menyenangkan. Menurut Dewey (dalam Polito, 1994) bahwa interaksi antara permainan dengan pembelajaran akan memberikan pengalaman belajar yang sangat penting bagi anak-anak.
Dolanan kartu (Dokar) berhuruf Jawa adalah sebuah permainan atau dolanan kartu yang permainannya hampir mirip dengan permainan kartu domino, hanya saja kartu ini bertuliskan huruf Jawa. Dalam permainan ini diharapkan siswa dapat bermain kartu atau menyambungkan kartu yang satu dengan kartu yang lain agar tercipta suatu kalimat sederhana berhuruf Jawa. Dolanan kartu berhuruf Jawa akan membantu siswa dalam membaca kalimat sederhana berhuruf Jawa, karena sebelum membaca kalimat secara utuh, siswa akan terlebih dahulu membaca kata berhuruf Jawa. Pembuatan media kartu berhuruf Jawa harus sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa, oleh karena itu kata yang akan disajikan sebagai kartu hendaknya menyesuaikan kompetensi siswa. Untuk membuat kartu berhuruf Jawa dapat dilakukan langkah sebagai berikut.
1.      Buatlah kalimat yang akan dijadikan sebagai media kartu berhuruf Jawa. Jumlah kalimat yang disusun yaitu sejumlah siswa dalam kelas.
2.      Pisahkan kata yang satu dengan kata yang lain menurut subjek, predikat, objek, dan keterangannya.
3.      Buatlah kotak yang akan dijadikan sebagai kartu berhuruf Jawa dalam word, lalu berilah garis tengah seperti kartu domino. Jumlah kartu untuk setiap kalimatnya yaitu empat kartu. Sehingga apabila kalimat yang dibuat yaitu sejumlah siswa dalam kelas, maka jumlah kartu yang disajikan yaitu 4 x jumlah siswa.
4.      Pada kartu pertama, bagian kiri ditulis kata terakhir yaitu kata yang berperan sebagai keterangan, setelah itu bagian kanannya ditulis kata yang berperan sebagai subjek.
5.      Pada kartu kedua, bagian kiri ditulis kata yang berperan sebagai subjek, setelah itu bagian kanannya ditulis kata yang berperan sebagai predikat, dan seterusnya sampai kartu terakhir.
6.      Kartu diberi warna sesuai dengan yang diinginkan. Setiap kalimat mempunyai warna yang berbeda-beda.
7.      Kartu yang sudah jadi, diprint lalu di gunting menjadi kartu yang siap menjadi media pembelajaran.

Gambar Kartu Berhuruf Jawa
1.      Santi tuku roti ing Warung
 ai=wru=  snTi
 snTi      tuku
 



2


 tuku      [roti

 [roti  ai=wru=

 








2.      Ibu dhahar bubur sumsum
  aibu     da/


bubu/   sumSum\  

 da/         bubu/


sumSum\   aibu


 


















3.      Inu sinau maca ing kamar
  ainu    sinau
sinau     mc

 mc     ai=km/
ai=km/     ainu

 













4.      Roni gawe wayang wong
  [w=o     [roni
  g[w    wy=    
  wy=     [w=o
  [roni    g[w
 











Tampilan Kartu Berhuruf Jawa yang sudah jadi

Tampilan Kartu Berhuruf Jawa apabila sudah dimainkan dalam pembelajaran





















C.      Penerapan Dokar (Dolanan Kartu) sebagai Media Pembelajaran Membaca Kalimat Sederhana Berhuruf Jawa
Media Dokar (Dolanan Kartu) berhuruf Jawa cocok digunakan untuk kelas V SD dan digunakan pada saat eksplorasi, yaitu saat pembelajaran membaca kalimat sederhana berhuruf Jawa dimulai. Adapun langkah-langkah dalam penggunaan media “Dokar” berhuruf Jawa, yaitu:
1.         Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa.
2.         Guru membagi 4 pasang kartu yang pada akhirnya akan menghasilkan 4 kalimat sederhana berhuruf Jawa kepada masing-masing kelompok. Setiap kelompok mendapatkan kartu yang berbeda-beda.
3.         Siswa dalam kelompok berkerja sama untuk mengurutkan kartu sehingga bisa menjadi kalimat.
4.         Kartu yang diambil menjadi kartu pertama adalah kartu yang mempunyai kata yang didalamnya terdapat unsur subjek (Santi, Ibu, Inu, Roni).
5.         Kelompok yang sudah selesai mengurutkan kartu, membaca bersama-sama dengan kelompoknya.
6.         Setelah kelompok satu selesai, dilanjut dengan kelompok berikutnya sampai semua kelompok mendapat giliran untuk membacakan hasil permainannya.
Dalam penerapan dolanan kartu berhuruf Jawa sebagai media pembelajaran membaca kalimat sederhana berhuruf Jawa, tentunya ada kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari media “Dokar” ini adalah dapat untuk menumbuhkan minat siswa dalam membaca tulisan berhuruf Jawa. Sedangkan kekurangan media “Dokar” yaitu media “Dokar” berhuruf Jawa masih terlalu sederhana, kurang menarik karena tampilannya hanya menggunakan kertas, dan kemungkinan siswa akan merasa jenuh dalam pembelajaran. Selain itu, media “Dokar” berhuruf Jawa juga mudah rusak.
Untuk menanggulangi kekurangan yang lebih banyak daripada kelebihannya, sebenarnya ada alternatifnya, yaitu dengan cara dibuat dengan Macromedia Flas, akan tetapi karena keterbatasan waktu belum bisa menampilkan media Dokar (Dolanan Kartu) Berhuruf Jawa ini dengan Macromedia Flas.

D.      Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Media “Dokar” berhuruf Jawa adalah sebuah permainan atau dolanan kartu yang permainannya hampir mirip dengan permainan kartu domino, hanya saja kartu ini bertuliskan huruf Jawa. Dalam permainan ini diharapkan siswa dapat bermain kartu atau menyambungkan kartu yang satu dengan kartu yang lain agar tercipta suatu kalimat sederhana berhuruf Jawa. “Dokar” berhuruf Jawa akan membantu siswa dalam membaca kalimat sederhana berhuruf Jawa, karena sebelum membaca kalimat secara utuh, siswa akan terlebih dahulu membaca kata berhuruf Jawa.
2.      Penerapan media “Dokar” berhuruf Jawa yaitu pada saat eksplorasi, saat pembelajaran huruf Jawa dimulai. Langkah-langkah dalam penggunaan media “Dokar” berhuruf Jawa, yaitu:
a.       Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa.
b.      Guru membagi 4 pasang kartu yang pada akhirnya akan menghasilkan 4 kalimat sederhana berhuruf Jawa kepada masing-masing kelompok. Setiap kelompok mendapatkan kartu yang berbeda-beda.
c.       Siswa dalam kelompok berkerja sama untuk mengurutkan kartu sehingga bisa menjadi kalimat.
d.      Kartu yang diambil menjadi kartu pertama adalah kartu yang mempunyai kata yang didalamnya terdapat unsur subjek (Santi, Ibu, Inu, Roni).
e.       Kelompok yang sudah selesai mengurutkan kartu, membaca bersama-sama dengan kelompoknya.
f.       Setelah kelompok satu selesai, dilanjut dengan kelompok berikutnya sampai semua kelompok mendapat giliran untuk membacakan hasil permainannya.

E.       Saran
Saran yang dapat diberikan dari peneliti baik untuk guru, siswa, maupun penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut.
1.         Siswa harus giat berlatih dan membiasakan membaca huruf Jawa agar dapat membaca huruf Jawa dengan trampil.
2.         Sebaiknya guru berperan penuh dalam pengembangan keterampilan membaca huruf Jawa.
3.         Guru juga diharapkan sekreatif mungkin untuk mengembangkan media atau membuat media baru untuk pembelajaran. Guru yang kreatif akan memacu minat siswa akan belajar.


F.       Daftar Pustaka
Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.
Sari, Nur Eka. 2009. Peningkatan keterampilan membaca pemahaman bacaan berhuruf jawa dengan media puzzle pada siswa kelas VIIG SMP Negeri 1 Bumiayu Kabupaten Brebes Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi. Semarang: Unnes.
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Semiawan, Conny. 2008. Belajar dan Pembelajran Prasekolah dan Sekolah Dasar. Indonesia: PT Macanan Jaya Cemerlang.


0 komentar:

Posting Komentar