DOKAR (DOLANAN KARTU) BERHURUF JAWA
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACA KALIMAT SEDERHANA BERHURUF JAWA
Yuliana
Setiawanti
2601409101
A.
Latar
Belakang Masalah
Bahasa
Jawa sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal dengan empat kompetensi
dasar, yaitu aspek mendengarkan, aspek berbicara, aspek membaca, dan aspek
menulis. Semua keterampilan yang ada dalam pembelajaran bahasa Jawa harus dapat
dikuasai oleh siswa, seperti halnya keterampilan membaca.
Membaca
dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media kata-kata atau bahasa tulis. Dalam kompetensi membaca, siswa bukan hanya
dituntut untuk mampu membaca huruf latin saja, tetapi siswa juga harus mampu
membaca huruf Jawa, karena membaca huruf Jawa merupakan salah satu kompetensi
yang harus dikuasai siswa SD, SMP, dan SMA. Berbeda dengan membaca huruf latin,
membaca huruf Jawa bagi siswa adalah hal yang menjadi momok, kebanyakan siswa
bahkan semua siswa selalu mengalami kesulitan dalam membaca huruf Jawa. Kesulitan
siswa dalam membaca huruf Jawa berkaitan dengan: (1) Kurangnya pemahaman siswa dalam membedakan
huruf yang satu dengan huruf yang hampir sama bentuknya. (2) Kurangnya ketekunan
dan kejelian siswa dalam menyambungkan huruf dalam kata dan kalimat untuk
menafsirkan tulisan dan mengubah menjadi kata yang bermakna atau kalimat yang
bermakna. (3) Penggunaan media pembelajaran membaca huruf Jawa yang belum
tepat.
Selain
motivasi dari diri sendiri, peran guru sebagai motivator dan fasilitator sangat
dibutuhkan. Guru mempunyai kewajiban untuk membantu siswa agar dapat membaca
huruf Jawa dengan lancar seperti halnya membaca huruf latin. Beberapa upaya
yang dapat dilakukan oleh guru antara lain, membuat variasi pola-pola
penyajian, penguasaan teknik, dan penggunaan media pengajaran yang baik agar
siswa tidak mengalami kejenuhan dalam mengikuti pelajaran.
Saat
membaca huruf Jawa berlangsung, mayoritas guru hanya monoton dan tidak
mempunyai media yang menarik agar siswa tertarik untuk membaca huruf Jawa. Oleh
karena itu, media yang menarik dan menyenangkan sangat diperlukan dalam
pembelajaran.
Media pembelajaran
menurut Briggs (1977) adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi
pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Menurut Edgar Dale,
dalam dunia
pendidikan, penggunaan media pembelajaran
seringkali menggunakan prinsip Kerucut Pengalaman, yang membutuhkan media
seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh guru dan “audio-visual”. Dari
pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran,
perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses
belajar pada diri peserta didik.
Salah
satu media yang dapat digunakan pada pembelajaran membaca huruf Jawa yang
menarik salah satunya adalah dengan menggunakan kartu, tepatnya menggunakan Dokar yaitu Dolanan Kartu berhuruf Jawa sebagai media pembelajaran membaca
kalimat sederhana berhrurf Jawa.
Berdasarkan
latar belakang di atas, dirumuskan masalah (1) apakah “Dokar” berhuruf Jawa itu?
(2) bagaimana penerapan “Dokar” berhuruf Jawa dalam pembelajaran?
Dengan
menggunakan “Dokar” berhuruf Jawa, diharapkan mampu berperan positif dalam
mengembangkan kebiasaan membaca huruf Jawa. Disamping itu, dengan menggunakan
“Dokar” berhuruf Jawa sebagai media dalam pembelajaran membaca kalimat
sederhana berhuruf Jawa, diharapkan siswa akan memiliki keinginan untuk belajar
membaca huruf Jawa.
B.
Dolanan
Kartu (Dokar) Berhuruf Jawa Sebagai Media Pembelajaran
Dolanan dapat disebut juga dengan permaninan. Permainan dalam
pembelajaran bahasa merupakan permainan untuk memperoleh kesenangan dan untuk
melatih ketrampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis).
Setiap permainan yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran harus secara
langsung dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Anak-anak pada usia 6
– 8 tahun masih memerlukan dunia permainan untuk membantu menumbuhkan pemahaman
terhadap diri mereka. Tujuan utama permainan bukan semata-mata untuk memeproleh
kesenangan, tetapi untuk belajar ketrampilan berbahasa tertentu misalnya membaca.
Aktivitas permainan digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran
dengan cara yang menyenangkan. Menurut Dewey (dalam Polito, 1994) bahwa
interaksi antara permainan dengan pembelajaran akan memberikan pengalaman
belajar yang sangat penting bagi anak-anak.
Dolanan kartu (Dokar)
berhuruf Jawa adalah sebuah permainan atau dolanan
kartu yang permainannya hampir mirip dengan permainan kartu domino, hanya
saja kartu ini bertuliskan huruf Jawa. Dalam permainan ini diharapkan siswa
dapat bermain kartu atau menyambungkan kartu yang satu dengan kartu yang lain
agar tercipta suatu kalimat sederhana berhuruf Jawa. Dolanan kartu berhuruf Jawa akan membantu siswa dalam membaca
kalimat sederhana berhuruf Jawa, karena sebelum membaca kalimat secara utuh, siswa
akan terlebih dahulu membaca kata berhuruf Jawa. Pembuatan media kartu berhuruf
Jawa harus sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa, oleh karena itu
kata yang akan disajikan sebagai kartu hendaknya menyesuaikan kompetensi siswa.
Untuk membuat kartu berhuruf Jawa dapat dilakukan langkah sebagai berikut.
1. Buatlah
kalimat yang akan dijadikan sebagai media kartu berhuruf Jawa. Jumlah kalimat yang
disusun yaitu sejumlah siswa dalam kelas.
2. Pisahkan
kata yang satu dengan kata yang lain menurut subjek, predikat, objek, dan
keterangannya.
3. Buatlah
kotak yang akan dijadikan sebagai kartu berhuruf Jawa dalam word, lalu berilah
garis tengah seperti kartu domino. Jumlah kartu untuk setiap kalimatnya yaitu
empat kartu. Sehingga apabila kalimat yang dibuat yaitu sejumlah siswa dalam
kelas, maka jumlah kartu yang disajikan yaitu 4 x jumlah siswa.
4. Pada
kartu pertama, bagian kiri ditulis kata terakhir yaitu kata yang berperan
sebagai keterangan, setelah itu bagian kanannya ditulis kata yang berperan
sebagai subjek.
5. Pada
kartu kedua, bagian kiri ditulis kata yang berperan sebagai subjek, setelah itu
bagian kanannya ditulis kata yang berperan sebagai predikat, dan seterusnya
sampai kartu terakhir.
6. Kartu
diberi warna sesuai dengan yang diinginkan. Setiap kalimat mempunyai warna yang
berbeda-beda.
7. Kartu
yang sudah jadi, diprint lalu di gunting menjadi kartu yang siap menjadi media
pembelajaran.
Gambar Kartu Berhuruf
Jawa
1.
Santi
tuku roti ing Warung
ai=wru= snTi
|
snTi
tuku
|
2
tuku [roti
|
[roti ai=wru=
|
2.
Ibu
dhahar bubur sumsum
aibu da/
|
bubu/ sumSum\
|
da/ bubu/
|
sumSum\ aibu
|
3.
Inu
sinau maca ing kamar
ainu
sinau
|
sinau mc
|
mc ai=km/
|
ai=km/ ainu
|
4.
Roni
gawe wayang wong
[w=o [roni
|
g[w
wy=
|
wy=
[w=o
|
[roni g[w
|
Tampilan Kartu Berhuruf
Jawa yang sudah jadi
Tampilan Kartu Berhuruf
Jawa apabila sudah dimainkan dalam pembelajaran
C.
Penerapan
Dokar (Dolanan Kartu) sebagai Media Pembelajaran Membaca Kalimat Sederhana
Berhuruf Jawa
Media Dokar (Dolanan Kartu) berhuruf Jawa cocok
digunakan untuk kelas V SD dan digunakan pada saat eksplorasi, yaitu saat
pembelajaran membaca kalimat sederhana berhuruf Jawa dimulai. Adapun langkah-langkah dalam penggunaan media “Dokar”
berhuruf Jawa, yaitu:
1.
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa.
2.
Guru membagi 4 pasang kartu yang pada akhirnya
akan menghasilkan 4 kalimat sederhana berhuruf Jawa kepada masing-masing
kelompok. Setiap kelompok mendapatkan kartu yang berbeda-beda.
3.
Siswa dalam kelompok berkerja sama untuk
mengurutkan kartu sehingga bisa menjadi kalimat.
4.
Kartu yang diambil menjadi kartu pertama adalah
kartu yang mempunyai kata yang didalamnya terdapat unsur subjek (Santi, Ibu,
Inu, Roni).
5.
Kelompok yang sudah selesai mengurutkan kartu,
membaca bersama-sama dengan kelompoknya.
6.
Setelah kelompok satu selesai, dilanjut dengan
kelompok berikutnya sampai semua kelompok mendapat giliran untuk membacakan
hasil permainannya.
Dalam
penerapan dolanan kartu berhuruf Jawa
sebagai media pembelajaran membaca kalimat sederhana berhuruf Jawa, tentunya
ada kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari media “Dokar” ini adalah dapat
untuk menumbuhkan minat siswa dalam membaca tulisan berhuruf Jawa. Sedangkan
kekurangan media “Dokar” yaitu media “Dokar” berhuruf Jawa masih terlalu
sederhana, kurang menarik karena tampilannya hanya menggunakan kertas, dan
kemungkinan siswa akan merasa jenuh dalam pembelajaran. Selain itu, media
“Dokar” berhuruf Jawa juga mudah rusak.
Untuk
menanggulangi kekurangan yang lebih banyak daripada kelebihannya, sebenarnya
ada alternatifnya, yaitu dengan cara dibuat dengan Macromedia Flas, akan tetapi karena keterbatasan waktu belum bisa
menampilkan media Dokar (Dolanan Kartu)
Berhuruf Jawa ini dengan Macromedia Flas.
D. Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Media
“Dokar” berhuruf Jawa adalah sebuah permainan atau dolanan kartu yang permainannya hampir mirip dengan permainan kartu
domino, hanya saja kartu ini bertuliskan huruf Jawa. Dalam permainan ini
diharapkan siswa dapat bermain kartu atau menyambungkan kartu yang satu dengan
kartu yang lain agar tercipta suatu kalimat sederhana berhuruf Jawa. “Dokar”
berhuruf Jawa akan membantu siswa dalam membaca kalimat sederhana berhuruf
Jawa, karena sebelum membaca kalimat secara utuh, siswa akan terlebih dahulu
membaca kata berhuruf Jawa.
2. Penerapan
media “Dokar” berhuruf Jawa yaitu pada saat eksplorasi, saat pembelajaran huruf
Jawa dimulai. Langkah-langkah dalam
penggunaan media “Dokar” berhuruf Jawa, yaitu:
a. Guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4
siswa.
b. Guru
membagi 4 pasang kartu yang pada akhirnya akan menghasilkan 4 kalimat sederhana
berhuruf Jawa kepada masing-masing kelompok. Setiap kelompok mendapatkan kartu
yang berbeda-beda.
c. Siswa
dalam kelompok berkerja sama untuk mengurutkan kartu sehingga bisa menjadi
kalimat.
d. Kartu
yang diambil menjadi kartu pertama adalah kartu yang mempunyai kata yang
didalamnya terdapat unsur subjek (Santi, Ibu, Inu, Roni).
e. Kelompok
yang sudah selesai mengurutkan kartu, membaca bersama-sama dengan kelompoknya.
f. Setelah
kelompok satu selesai, dilanjut dengan kelompok berikutnya sampai semua
kelompok mendapat giliran untuk membacakan hasil permainannya.
E. Saran
Saran
yang dapat diberikan dari peneliti baik untuk guru, siswa, maupun penelitian
selanjutnya adalah sebagai berikut.
1.
Siswa
harus giat berlatih dan membiasakan membaca huruf Jawa agar dapat membaca huruf
Jawa dengan trampil.
2.
Sebaiknya
guru berperan penuh dalam pengembangan keterampilan membaca huruf Jawa.
3.
Guru juga diharapkan sekreatif mungkin untuk mengembangkan media
atau membuat media baru untuk pembelajaran. Guru yang kreatif akan memacu minat
siswa akan belajar.
F. Daftar Pustaka
Suyatno.
2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan
Sastra. Surabaya: SIC.
Sari,
Nur Eka. 2009. Peningkatan keterampilan
membaca pemahaman bacaan berhuruf jawa dengan media puzzle pada siswa kelas
VIIG SMP Negeri 1 Bumiayu Kabupaten Brebes Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi.
Semarang: Unnes.
Arsyad,
Azhar. 2007. Media Pembelajaran.
Jakarta: PT Raja Grafindo.
Semiawan,
Conny. 2008. Belajar dan Pembelajran
Prasekolah dan Sekolah Dasar. Indonesia: PT Macanan Jaya Cemerlang.
0 komentar:
Posting Komentar